``Bagi saya, ini adalah taktik konspirasi yang dilakukan oleh para perwakilan untuk mendorong pemilihan presiden lebih awal,'' katanya. Pada tanggal 11, Walikota Hong mengatakan melalui Subbook Fei, ``Kali ini, Presiden Yoon Seo-gyeol (Yun Seok-yeoll)
Dalam pandangan saya, penerapan darurat militer oleh wilayah tersebut mungkin merupakan penyalahgunaan kekuasaan,'' tulisnya. Walikota Hong berkata, ``Ketika saya melihat deklarasi darurat militer, saya berpikir, ``Itu adalah kejadian yang terjadi secara tiba-tiba dalam semalam.''
Saya pernah berkata. Ia kemudian berkata, ``Mari kita kendalikan keadaan,'' namun Partai Demokrat (keduanya) menghasut publik dan media dengan mengklaim bahwa ini adalah ``pemberontakan.''
Walikota Hong berkata, ``Awalnya, tujuan ``pemberontakan'' adalah untuk ``merebut kekuasaan,'' tapi mengapa seseorang yang sudah menduduki kursi presiden bisa merebut kekuasaan lebih jauh lagi?''
Kekuasaan untuk menyatakan merupakan kewenangan presiden mengenai urusan negara dan tidak tunduk pada peninjauan kembali sebagai tindakan pemerintahan tingkat tinggi. Bisakah hal itu dianggap sebagai ``perang saudara''?''
Ia melanjutkan, ``Hanya karena alasan ``darurat darurat militer'' tidak tepat, apakah bisa langsung menjadi ``pemberontakan''?''
Pemerintah telah dilumpuhkan oleh penyelidikan, dan fakta bahwa ia bahkan memakzulkan seorang jaksa yang menyelidiki dirinya sendiri adalah ``kekerasan legislatif'' dan ``subversi terhadap konstitusi nasional,'' katanya.''
Ia juga berkata, ``Untuk mengalihkan opini publik ke arah pemakzulan, partai-partai oposisi mungkin berusaha membuat publik memandang mereka dengan menggunakan ``kerangka pemberontakan.''
Bukankah disana?" dia menunjuk. Lebih lanjut, Walikota Hong menulis, ``Kewenangan pengambilan keputusan akhir tidak terletak pada lembaga investigasi, namun pada Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung (Mahkamah Agung).''
Dia melanjutkan dengan mengatakan, ``Kita harus membuat keputusan dengan tenang dan tenang,'' dan menambahkan, ``Kita terbawa oleh emosi kita, dan kita berada dalam ``kegilaan kolektif'' yang disebut ``memakzulkan mantan Presiden Taman.''
``Saya pernah mengalami ``ki,'' dia memperingatkan.
2024/12/12 16:30 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 96