"Untuk mencapai hal ini, 'pertahanan nasional yang independen' tidak dapat dihindari," ujarnya, menegaskan kembali perlunya "pengembalian wewenang komando operasional masa perang," sebuah janji kampanye yang dibuat oleh pemerintahan Lee.
Presiden Lee mengunjungi Gyeryongdae di Chungcheongnam-do pagi ini.
Presiden Lee menyampaikan pernyataan tersebut pada upacara Hari Angkatan Bersenjata, yang memperingati 77 tahun berdirinya militer, yang diselenggarakan di Seoul. Beliau mengatakan, "Momentum untuk kerja sama dan kesejahteraan bersama sedang melemah di seluruh dunia, dan kita sedang memasuki era kelangsungan hidup individu di mana konflik dan konfrontasi semakin intensif."
"Demi perdamaian dan kemakmuran Korea, kita tidak boleh bergantung pada pihak lain, melainkan memperkuat kekuatan kita sendiri," ujarnya.
Ia melanjutkan, "Solidaritas dan kerja sama dengan negara-negara yang memiliki nilai-nilai yang sama, aliansi ROK-AS yang kuat, dan pencegahan nuklir yang kuat berdasarkan hal itu.
"Tidak ada alasan untuk meragukan kemampuan pertahanan nasional Korea Selatan, dan tidak ada alasan untuk takut terhadapnya," ujarnya.
Inilah yang disebut "aliansi AS-ROK merupakan syarat yang diperlukan untuk membangun pertahanan nasional yang independen."
Presiden Lee berjanji, "Berdasarkan aliansi kuat Korea Selatan-AS, kami akan memulihkan kendali operasional masa perang dan menjadikan Korea Selatan pemimpin dalam postur pertahanan bersama Korea Selatan-AS."
Pada tanggal 21, Presiden Lee mengatakan di media sosial, "Sikap tunduk sebagian oranglah yang menganggap pertahanan nasional yang independen tidak mungkin dilakukan tanpa pasukan asing.
"Ini adalah cara berpikir yang masuk akal," ujarnya, seraya menekankan bahwa "pertahanan nasional yang independen akan tetap mungkin dilakukan bahkan setelah kendali operasional masa perang diserahkan."
2025/10/02 08:14 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 96
