Setelah perusahaan pialang digital Robinhood baru-baru ini meluncurkan platform perdagangan saham token di Uni Eropa, perusahaan tersebut telah menerima pertanyaan dari perusahaan-perusahaan yang tidak terdaftar untuk bergabung.
Pada tanggal 8 (waktu setempat), CEO Robinhood Vlad Tenev mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bahwa "kami ingin terhubung dengan investor ritel."
"Kami menerima banyak sekali pertanyaan dari perusahaan-perusahaan yang tidak terdaftar yang ingin membeli dan menjual saham," ujarnya. Platform ini mendukung perdagangan token saham berbasis blockchain dan saat ini memperdagangkan lebih dari 200 saham AS.
Perdagangan tersedia lima hari seminggu, dengan token promosi yang tidak diperdagangkan berdasarkan saham perusahaan swasta seperti OpenAI dan SpaceX.
"Kami berharap ribuan perusahaan swasta akan terdaftar di platform ini dalam jangka panjang," ujar Tenev. "Ini adalah cara bagi investor swasta untuk mendapatkan akses ke perusahaan swasta besar."
"Ini adalah kesempatan untuk mengatasi ketimpangan di pasar modal yang selama ini menghalangi banyak orang untuk mengaksesnya," ujarnya. Namun, peluncuran platform ini juga menarik perhatian regulator Uni Eropa. Robinhood terdaftar di Eropa.
Bank Sentral Lithuania, yurisdiksi tempat token tersebut diterbitkan, dilaporkan meminta klarifikasi mengenai struktur token tersebut. Menanggapi hal tersebut, CEO Tenev mengatakan, "Kami menyambut baik pertimbangan tersebut. Kami yakin inovasi ini akan diterapkan dengan standar yang paling ketat."
"Kami yakin token-token ini akan mampu bertahan dalam tinjauan regulasi berdasarkan Peraturan Pasar Aset Kripto (MiCA) Uni Eropa dan Arahan Pasar Instrumen Keuangan (MiFID)," ujarnya.
Dalam hal struktur perdagangan, saham sebenarnya dipegang oleh pialang di Amerika Serikat, dan token dicetak atau dibakar sebagai respons terhadap pembelian dan penjualan pengguna.
2025/07/09 12:42 KST
Copyright(C) BlockchainToday wowkorea.jp 118