Statistik Kementerian Kesejahteraan mengenai jumlah institusi medis yang melaporkan penutupan pada hari ini hanya 4% (1,463) dari 36,371 institusi medis yang diperintahkan oleh kementerian untuk kembali beroperasi, namun kenyataannya, perawatan medis yang diberikan hanya sedikit.” Liburan yang nyaman”.
Jika pemeriksaan kesehatan disertakan, jumlahnya mungkin akan lebih tinggi lagi. Warga semakin mengkritik rumah sakit yang ikut serta dalam penutupan tersebut, bahkan ada yang menyerukan boikot. Di Mama Cafe dll.
Di komunitas LINE, daftar rumah sakit lokal yang akan ditutup dibagikan. Postingan yang memuat daftar tersebut mengatakan, ``Saya tidak percaya mereka akan melakukan hal seperti ini dengan menggunakan pasien sebagai jaminan.
Kritik seperti ``Kamu tidak boleh pergi ke Jepang!'', ``Saya ingin tahu apakah kamu masih melakukan pemogokan meskipun keluargamu sakit dan sekarat,'' dan ``Apakah tidak ada yang tersisa? lakukan selain mogok kerja?”
Ada tandanya. Seorang anggota Mama Cafe yang mengunjungi klinik dokter anak namun tidak dapat menerima pengobatan mengatakan, ``Saya mencoba membawa anak saya yang batuk parah ke rumah sakit, namun saya bingung karena rumah sakit tersebut tutup.''
Ia berkomentar, ``Saya tidak tahu bagaimana keadaannya, namun sungguh mengejutkan bahwa bahkan Departemen Pediatri dan Remaja (setara dengan departemen pediatrik di Jepang) akan ditutup.'' Anggota lain berkata, ``Anak saya menderita penyakit otak autoimun.
Dia didiagnosis menderita kebakaran, dan tidak ada yang tahu kapan situasi darurat akan terjadi. Sulit untuk memahami penutupan seperti itu." Komunitas online di Gyeongsangnam-do mengatakan, ``Rumah sakit dan klinik ditutup.
Sebuah survei dilakukan dengan menanyakan pertanyaan, ``Haruskah kita memboikot produk tersebut?'' Dari 340 responden, 80,7% (271 orang) memberikan suara setuju. Beberapa pendapat yang disampaikan antara lain, ``Perdagangan dengan menggunakan nyawa manusia sebagai jaminan.
Seorang dokter bukanlah seorang dokter,'' kata salah satu komentator. Beberapa rumah sakit yang berpartisipasi dalam penutupan tersebut menyebutkan "keadaan pribadi", "renovasi fasilitas", dan "upaya pembersihan skala besar" untuk menunjukkan penolakan mereka terhadap peningkatan kapasitas sekolah kedokteran.
Ada banyak tempat yang mengeluarkan pemberitahuan penutupan dengan berbagai alasan, seperti ``pembersihan'' dan ``pemeliharaan peralatan AC.''
2024/06/19 06:20 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 104