Menurut Institut Penelitian Kebijakan Wanita Korea (Women's Policy Research Institute), pada tanggal 25, Universitas California, San Francisco
Joanne Williams, profesor emeritus dari Fakultas Hukum Korea, menyampaikan pengumuman ini pada seminar yang diadakan pada tanggal 24 dengan tema ``Analisis mendalam terhadap fenomena angka kelahiran sangat rendah di Republik Korea.'' Seminar ini sangat kecil.
Organisasi ini didirikan untuk mengeksplorasi langkah-langkah praktis untuk menangani masalah anak menjadi anak-anak. Profesor Williams, yang telah melakukan berbagai kegiatan penelitian tentang keseimbangan pekerjaan dan keluarga selama 25 tahun, mengatakan, ``Korea memandang persalinan sebagai masalah perempuan.''
Ada kecenderungan kuat untuk berpikir seperti itu. Pasal ini menetapkan bahwa perempuan mempunyai tanggung jawab utama dalam mengasuh dan merawat anak di rumah. Ia melanjutkan, ``Jam kerja yang panjang dibandingkan dengan negara-negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) juga menjadi masalah.
. “Suasana masyarakat yang mendefinisikan pekerja ideal adalah seseorang yang berdedikasi pada tempat kerja menjadi kendala dalam menyelesaikan permasalahan penurunan angka kelahiran.” Di Korea Selatan, terdapat berbagai sistem dukungan penitipan anak di sekolah dan taman kanak-kanak setelah sekolah.
Namun, karena jam kerja yang panjang di tempat kerja, kesenjangan pengasuhan anak sulit untuk sepenuhnya diisi. Selain itu, 67% masyarakat Korea mengatakan mereka akan menyerahkan beban menghidupi lansia kepada perempuan, misalnya anak perempuan atau menantu perempuan.
Ada juga hasil penelitian. Mengingat kenyataan ini, kita juga harus mempertimbangkan mengizinkan imigran untuk mengatasi masalah kekurangan perawat lansia.”
2024/05/25 20:48 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 83