Pada konferensi pers di Pusat Komunikasi Majelis Nasional pada tanggal 17, Cho berkata, ``Sistem presidensial dengan masa jabatan lima tahun yang ada saat ini harus diubah menjadi sistem presidensial dengan masa jabatan ganda yang terdiri dari empat tahun.
TIDAK. Ada kemungkinan untuk mengamandemen konstitusi dengan menciptakan ketentuan-ketentuan tambahan untuk menyesuaikan jangka waktu seorang presiden yang sedang menjabat dapat menjabat.” Selanjutnya, ``referendum untuk mengubah konstitusi akan diadakan sebelum pemilihan kepala daerah pada bulan Juni 2026, dan (tanggal 21)
Mari kita selenggarakan pilpres bersamaan dengan pilkada,'' ujarnya sambil memaparkan jadwal. Masa jabatan Presiden Yoon berakhir pada 9 Mei 2027, namun masa jabatannya akan dipersingkat satu tahun setiap empat tahun, dan pemilihan kepala daerah serta pemilihan presiden akan diadakan pada bulan Juni 2026.
Artinya pemilu akan dilaksanakan pada waktu yang bersamaan. Cho menambahkan, ``Jika kita bisa mengurangi jumlah pemilu nasional dengan mengatur waktu pemilu presiden dan pemilu lokal, kita bisa mencegah pemborosan kekuatan nasional.''
Perwakilan Cho berkata, ``Jika Presiden Yoon dengan hormat setuju untuk memperpendek masa jabatannya dan menyetujui amandemen konstitusi yang kita bicarakan, dia akan mengubah Konstitusi Republik Korea meskipun ada kegagalan, ketidakmampuan, dan tidak bertanggung jawabnya pemerintahan nasional. sampai saat ini.
Dia akan tercatat dalam sejarah sebagai presiden yang berkontribusi dalam hal itu.” ``Sejak Presiden Yoon menjabat, satu-satunya pencapaian hukum dan kelembagaan yang dia capai adalah pemberlakuan 'Undang-Undang Larangan Makan Anjing', tetapi hal ini dicapai oleh Kim Gun-hee.
Saya paham kalau ini adalah ketertarikan Bu Takeki. Saya berharap Presiden Yoon sekarang akan membuat keputusannya sendiri yang akan tercatat dalam sejarah." Perwakilan Cho memposting 'Tujuh (7)' Partai Revolusi Tanah Air, yang memuat konten semacam ini.
Ia memperkenalkan gagasan ``titik revisi konstitusi'' dan mengusulkan agar panitia khusus revisi konstitusi dibentuk dalam Diet Nasional ke-22 untuk membahasnya. Perwakilan Cho mengatakan, ``Meskipun kantor kejaksaan hanyalah sebuah lembaga di luar departemen hukum, kantor tersebut secara efektif disebut sebagai ``lembaga kuasi-yudisial.''
Ia menikmati kekuasaan untuk menuntut tanpa kegagalan (tidak ada yang mustahil). Mari kita hilangkan hak jaksa untuk meminta perintah dari Konstitusi dan menetapkan subjek penerapannya berdasarkan hukum.”
Sebuah klausul baru ditambahkan ke dalam konstitusi yang menyatakan bahwa ``ibu kota ditentukan oleh undang-undang,'' mengizinkan pemindahan ibu kota bila diperlukan, dan menandakan ``hak untuk menjalani kehidupan yang layak.''
Perwakilan Cho mengatakan bahwa klausul baru untuk memperkuat ``hak-hak sosial'' juga harus dibuat. Selanjutnya dinyatakan bahwa pekerja yang melakukan pekerjaan yang sama harus diberikan upah yang sama tanpa memandang status pekerjaannya.
Ia juga menyebutkan bahwa konstitusi harus dengan jelas menyatakan ``nilai kerja yang sama, upah yang setara,'' dan memperkuat ``konsep publik tentang tanah.''
Lebih lanjut, pembukaan UUD tidak hanya mencakup Gerakan Demokrat 18 Mei, tetapi juga Busan (Busan).
Ia mengatakan bahwa Pemberontakan Demokratik di Gunung dan Masan, serta Pemberontakan Demokrat 10 Juni juga harus dimasukkan. Selain itu. Konstitusi saat ini telah berlaku sejak tahun 1988. Sistem politik selanjutnya disebut 'Republik Keenam'.
Namun, jika konstitusi diamandemen, negara ini akan menjadi ``Republik ke-7.''
2024/05/17 20:51 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 83