Pak A (12), siswa kelas 6 SD, meninggal dunia setelah terjatuh dari gedung apartemen. Saat itu Pak A berkelahi dengan teman-temannya di taman, lalu pergi ke apartemennya dan bunuh diri.
Keluarga yang berduka menyatakan, ``Sejak Oktober 2022, ketika putri saya duduk di kelas lima, dia diasingkan dan mengalami kekerasan di sekolah,'' dan menambahkan, ``Dalam catatan bunuh diri, dia diidentifikasi sebagai tersangka pelaku.''
Ada beberapa nama anak yang tertulis di situ.” Setelah kematian Pak A, keluarga yang berduka melaporkan kedua pemimpin tersebut ke Komite Permusyawaratan Kekerasan di Sekolah, namun keputusan masih menunggu keputusan karena alasan seperti kesulitan dalam mengonfirmasi fakta.
Itu sudah selesai. Keluarga menyatakan, ``Kami pergi ke rumah sakit setelah melihat putri kami menunjukkan perilaku aneh, namun untuk fokus pada pengobatan, kami tidak dapat melaporkan kejadian tersebut ke Komite Kekerasan Sekolah pada waktu yang tepat.'' `` Kita perlu membalas penyesalan putri kita.”
Aku harus melakukannya,” katanya. Ternyata beberapa anak yang disebut sebagai pelaku semuanya pindah sekolah setelah Pak A meninggal.
Saat menyelidiki kematian tersebut, polisi menerima informasi terkait dari keluarga yang ditinggalkan.
Investigasi internal sedang dilakukan. Seorang pejabat polisi mengatakan, ``Karena orang yang terlibat dalam insiden tersebut telah meninggal dunia, hal ini akan memakan banyak waktu,'' dan ``Sulit untuk mengungkapkan rincian spesifik dari penyelidikan tersebut.''
■Konter konsultasi masalah besar diperkenalkan di situs web Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan untuk mencegah bunuh diri ●Panggilan terpadu konsultasi kesehatan mental: 0570-064-556
●Yorisoi hotline: 0120-279-338, dari prefektur Iwate, Miyagi, dan Fukushima: 0120-279-226 ●Inochi no telepon: 0570-783-556
2024/03/11 18:53 KST
Copyrights(C) Edaily wowkorea.jp 99