Duta Besar Lee mengatakan pada upacara peringatan untuk korban kerja paksa Korea di Tambang Emas Sado yang diadakan di Kota Sado, Prefektur Niigata, hari itu, "Hari ini, kita berada di sini untuk mengenang para korban kerja paksa di Tambang Emas Sado.
"Kami berkumpul di sini untuk mengenang bersama rasa sakit dan kesedihan semua pekerja yang ada di sana," katanya.
Acara tersebut dihadiri oleh 11 pejabat pemerintah dan anggota keluarga yang berduka. Duta Besar Lee mengatakan, "Lebih dari 80 tahun yang lalu, orang-orang dipaksa bekerja di Pulau Sado di luar keinginan mereka melalui perekrutan, mediasi pemerintah, dan wajib militer di bawah keterlibatan Pemerintah Jenderal Korea."
"Sebaliknya, banyak pekerja Korea yang dimobilisasi dan dipaksa bekerja," ujarnya. "Pekerja Korea harus melakukan pekerjaan yang lebih berbahaya dan sulit, serta diperlakukan dengan buruk."
"Mereka harus menjalani hidup yang keras," ujarnya. "Bahkan dalam situasi seperti itu, masyarakat kedua negara akan saling memahami posisi masing-masing dan terkadang saling membantu."
Lanjutnya, "Kenangan ini tidak akan terlupakan meski waktu berlalu, dan penduduk Pulau Sado akan mengingat suka duka para pekerja Korea.
"Kita dapat terus berduka dengan tenang," ujarnya. "Hari ini, merenungkan kepedihan masa lalu dan berbagi makna duka di sini hanya akan memperdalam rasa empati dan penyembuhan ini."
Setelah upacara peringatan, keluarga yang ditinggalkan mengunjungi lokasi asrama pekerja Korea di mana upacara peringatan diadakan tahun lalu untuk meletakkan bunga dan memberikan penghormatan di tempat-tempat penting yang terkait dengan pekerja Korea.
2025/11/22 08:14 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 96
