Mereka meneriakkan, "Cabut tarif 15%!" "Hentikan menjadikannya pos terdepan melawan Tiongkok!" "Kami menolak ancaman perang dan campur tangan dalam perang saudara kami!" "Kecam eksploitasi Trump terhadap aliansi kami!"
Mereka membentangkan plakat dan spanduk bertuliskan, "Hentikan pemaksaan investasi ke AS dan pencurian lapangan kerja." Selain AS yang mengenakan tarif 15% dan meningkatkan tekanan terhadap investasi senilai ratusan miliar dolar ke AS,
Kim Jae-ha, wakil ketua kelompok masyarakat sipil Aksi Bersama untuk Menghentikan Ancaman Trump, mengatakan, "Amerika Serikat memberikan tekanan yang sangat besar kepada kami untuk berinvestasi.
"Pengosongan industri dalam negeri akan menjadi kenyataan, dan masalah pengangguran kaum muda akan semakin serius," ujarnya, seraya menambahkan, "Lebih banyak warga negara perlu bangkit."
Jeong Young-yi, presiden Federasi Nasional Asosiasi Petani Wanita, mengatakan bahwa pada pertemuan puncak AS-ROK, ada kekhawatiran tentang investasi dan inspeksi AS yang tidak muncul selama negosiasi tarif pada akhir Juli.
Ia mengomentari laporan yang beredar bahwa pelonggaran prosedur karantina kembali menjadi agenda, dengan mengatakan, "Menggunakan pangan dan pertanian sebagai alat tawar-menawar tidak hanya menghancurkan daerah pedesaan dan petani, tetapi juga berarti mengabaikan nyawa dan kesehatan masyarakat."
Kim Chae-hyeon, seorang mahasiswa yang berafiliasi dengan Jaringan Universitas Progresif, mengatakan, "Pemerintah AS mendesak Korea Selatan untuk meningkatkan anggaran pertahanannya menjadi 5% dari PDB dengan dalih 'aliansi.'
Ia mengkritik AS karena mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal dan menekan negara tersebut untuk membayar lebih dari $10 miliar sebagai kontribusi terhadap biaya penempatan pasukan AS di Korea Selatan. Ia juga mendesak Presiden Lee Jae-myung untuk "menanggapi tuntutan AS yang tidak masuk akal dan ancaman keamanan serta ekonominya."
Mereka menyerukan agar Amerika Serikat menunjukkan kesediaannya untuk bernegosiasi dan mengambil sikap independen. Ratusan orang berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut, dan setelah berakhir, mereka berbaris menuju Kedutaan Besar AS.
2025/08/26 06:12 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 104