Secara khusus, ia mengatakan, "Untuk mencapai target pengurangan gas rumah kaca, tarif listrik harus naik," dan ia menginstruksikan pemerintah untuk secara aktif mengomunikasikan fakta ini kepada publik dan meminta pengertian serta persetujuan mereka.
Lee Gyu-yeon, Kepala Staf Kepresidenan untuk Hubungan Masyarakat dan Komunikasi, mengatakan pada pengarahan pada Pertemuan Para Kepala dan Ajudan yang diadakan di Kantor Kepresidenan di Seoul sore itu, "Pada pertemuan hari ini, kami membahas isu perubahan iklim.
Kantor Kepresidenan mengatakan pertemuan tersebut difokuskan pada manajemen krisis dan kebijakan energi.
Presiden Lee berkata, "Korea telah mendeklarasikan dan menetapkan undang-undang untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Kita harus menetapkan target pada tahun 2035 untuk mencapainya."
Ia juga mengatakan, "Masalah lingkungan dan masalah ekonomi tidak dapat dipisahkan," dan menginstruksikan pemerintah untuk mengubah respons terhadap perubahan iklim menjadi "peluang untuk pertumbuhan."
Jika demikian, kita harus secara proaktif menanggapi krisis iklim," katanya, menyerukan kebijakan yang mempertimbangkan karakteristik unik industri tertentu, seperti baja, penyulingan minyak, dan kimia.
Menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan kenaikan tarif listrik di masa mendatang, Lee mengatakan, “Dalam kasus tarif listrik, pengurangan emisi gas rumah kaca
"Semakin tinggi targetnya, semakin besar tekanan biaya (kenaikan harga) yang tak terelakkan," ujarnya, namun menambahkan, "Hal ini perlu kita pertimbangkan secara matang agar tidak menjadi beban bagi masyarakat yang membutuhkan dukungan sosial."
2025/08/15 06:44 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 104
