Ia menulis di Truth Social, "Saya baru saja berbicara dengan pelaksana tugas perdana menteri Thailand dan perdana menteri Kamboja," dan menambahkan, "Presiden Donald J. Trump terlibat."
"Dengan gembira saya umumkan bahwa kedua negara telah mencapai gencatan senjata dan perdamaian," ujarnya. Dalam unggahan tersebut, Trump menggunakan gaya narasi yang menekankan pencapaiannya sendiri, termasuk menyebut dirinya sendiri sebagai orang ketiga.
Ia menambahkan, "Saya menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh rakyat. Dengan mengakhiri perang ini, kita telah menyelamatkan ribuan nyawa," dan menyampaikan kepada tim perdagangan bahwa perdagangan dengan Thailand dan Kamboja akan diperkuat.
Ia juga mengungkapkan bahwa ia telah memerintahkan dimulainya kembali negosiasi. Ia menambahkan, "Hanya dalam enam bulan (sejak menjabat), saya telah mengakhiri banyak perang," dan menambahkan, "Saya bangga menjadi 'Presiden Perdamaian.'"
Trump menggunakan negosiasi perdagangan sebagai alat tawar-menawar untuk menekan Thailand dan Kamboja agar melakukan gencatan senjata. Kedua negara kemudian mengadakan serangkaian perundingan gencatan senjata tingkat tinggi dan pertemuan puncak, tetapi pertempuran berhasil dihentikan.
Gencatan senjata disepakati hanya empat hari setelah Trump mengumumkan bahwa ia akan mengenakan tarif 36% pada Thailand dan Kamboja mulai bulan depan.
Trump sendiri juga menyebutkan Hadiah Nobel Perdamaian.
Ia membagikan kolom dari The Hill yang berjudul "Trump Layak Mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian, Namun Kaum Kiri Tidak Akan Pernah Mengakuinya."
2025/07/29 09:47 KST
Copyrights(C) Edaily wowkorea.jp 88