Ia mengatakan ia berharap dapat melakukan hal itu. Ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina tampaknya meningkat lagi karena Cina menolak untuk melanjutkan ekspor tanah jarang.
"Merekalah orang-orang yang salah," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih hari itu.
"Hal itu melanggar bagian penting dari perjanjian yang telah kita buat," katanya, seraya menambahkan, "Namun saya akan berbicara dengan Presiden Xi dan mudah-mudahan kita dapat menyelesaikan masalah itu."
Presiden Trump mengunggah di media sosialnya pagi ini, mengkritik Tiongkok, tetapi ia juga menyebutkan perjanjian yang ditandatangani kedua negara di Swiss awal bulan ini.
Dia tidak merinci ketentuan mana yang dilanggar. Pada saat itu, kedua negara sepakat untuk menghilangkan tarif pembalasan satu sama lain dan melanjutkan pembicaraan perdagangan.
Komentar Trump muncul di tengah meningkatnya ketidakpastian atas kebijakan tarif. Awal minggu ini, pengadilan federal
Pengadilan telah mengeluarkan putusan yang menangguhkan sebagian besar tarif, dan Pengadilan Banding telah menangguhkan putusan tersebut untuk sementara. Jika putusan itu akhirnya ditegakkan oleh pengadilan yang lebih tinggi, tarif Trump akan dibatalkan.
Ada kemungkinan juga bahwa. Sementara itu, bahkan pembicaraan dagang AS-Tiongkok menunjukkan tanda-tanda terhenti, yang menyebabkan gejolak pasar sekali lagi. Pihak AS khawatir bahwa China tidak akan secara aktif mencabut larangan ekspor mineral penting bahkan setelah perjanjian Swiss.
Tampaknya mereka khawatir karena ini belum dihapus. "Kami memantau dengan seksama penerapan di Tiongkok, dan saat ini, kami tidak mengambil tindakan apa pun," kata Perwakilan Dagang AS Jamison Greer dalam wawancara dengan CNBC.
"Itu hampir seperti ketidakpatuhan." Secara khusus, mereka menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap perjanjian tidak memadai dalam hal pasokan sumber daya strategis seperti tanah jarang.
"Kami tidak melihat adanya aliran mineral penting yang seharusnya dipasok China," kata Gurria. "China tidak melihat adanya aliran tanah jarang, magnet, dll.
“Serangan-serangan ini telah menunda atau memutus pasokan material strategis ke Amerika Serikat,” tambahnya. Sejak perjanjian Swiss, pemerintah Cina belum mengeluarkan posisi yang jelas mengenai pembatasan ekspor tanah jarang. Bloomberg
Menurut laporan tersebut, eksportir China dibuat bingung bulan ini setelah tidak menerima instruksi yang jelas dari pemerintah mengenai apakah mereka dapat menjual kepada pembeli Amerika.
2025/06/02 11:17 KST
Copyrights(C) Edaily wowkorea.jp 88