Karena uang itu diserahkan kepada peretas Korea Utara, jaksa menduga bahwa dana gelap itu diserahkan kepada rezim Korea Utara. Divisi Investigasi Publik 1 Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul telah menyelidiki Biro Umum 313 Korea Utara (sebelumnya Konglomerat Korea) di Tiongkok.
Tersangka, A, yang bekerja dengan peretas dari Pusat Keamanan Nasional dan organisasi lain untuk membuat situs perjudian ilegal dan mendistribusikannya secara ilegal ke seluruh Korea, didakwa melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional, mendirikan tempat perjudian, dan menyembunyikan hasil kejahatan.
Pada tanggal 26, polisi mengungkapkan bahwa ia telah ditangkap dan didakwa atas dugaan pelanggaran hukum tentang pencegahan dan hukuman kejahatan terhadap kemanusiaan. Tersangka A telah melakukan kontak terus-menerus dengan para peretas yang tergabung dalam Biro Umum 313 dan Biro Umum Pengintaian di bawah Kementerian Amunisi Korea Utara.
Namun, mereka diduga menjual 16 situs perjudian ilegal (71 domain) yang dibuat oleh peretas Korea Utara kepada operator situs perjudian domestik dari tahun 2022 hingga tahun lalu. Tersangka A melakukan hal ini untuk
Penyelidikan menemukan bahwa setelah melakukan kontak langsung dengan peretas Korea Utara di China, ia mendirikan organisasi konsultasi komprehensif untuk situs perjudian ilegal.
Biro Umum 313 Korea Utara adalah departemen yang mengawasi strategi teknologi informasi Korea Utara, dan telah mendirikan cabang di Dandong, Cina, dan lokasi lainnya.
Mereka memperoleh mata uang asing dengan menerima pesanan untuk layanan pemrograman ilegal. Jika terjadi keadaan darurat, tempat ini juga akan berfungsi sebagai pangkalan operasi perang siber melawan Korea Selatan.
Jaksa mengatakan, keuntungan ilegal yang ditransfer ke rekening ilegal yang digunakan dalam kejahatan tersebut adalah untuk jangka waktu tiga tahun lima bulan sejak kejahatan dilakukan.
Jumlah totalnya diperkirakan sekitar 23,5 miliar won (sekitar 2,5 miliar yen). Diduga pula 30% data tersebut diserahkan kepada para peretas Korea Utara dan dikirimkan ke rezim Korea Utara.
Penyelidikan yang dimulai sebagai laporan intelijen dari Badan Intelijen Nasional pada Januari 2023, baru mulai serius pada November tahun yang sama, saat polisi menyita dan menggeledah kediaman tersangka A yang sudah masuk ke negara tersebut. Jaksa mengatakan tiga kaki tangan organisasi tersebut berasal dari China dan Vietnam.
Polisi mengetahui bahwa tersangka masih tinggal di negara tersebut dan melanjutkan penyelidikan. "Demi keuntungan pribadi, ia mengancam keselamatan rakyat dan tatanan dasar masyarakat yang bebas dan demokratis, serta menimbulkan ancaman terorisme siber terhadap Korea Selatan dari Korea Utara," kata jaksa penuntut.
"Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap kejahatan yang dapat merusak keamanan nasional dan memperburuk situasi."
2025/05/26 18:46 KST
Copyrights(C) Edaily wowkorea.jp 99