memutuskan untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 104 poin persentase. Tarif rata-rata massal AS akan melonjak hingga 126%. Karena tidak ada pihak yang menunjukkan tanda-tanda menyerah, ketegangan perdagangan antara AS dan China sedang pada titik terburuknya.
Kita berada dalam situasi yang sulit. Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) mengumumkan bahwa mereka akan mulai menerima permohonan sertifikat hadiah Hari Pembebasan dari Presiden Trump.
Menyusul pengumuman tarif pajak individu berbasis resiprositas 11-50% untuk 86 negara, pemerintah akan mulai menerima aplikasi mulai pukul 12:01 pagi pada tanggal 9.
Pada tanggal 8, diumumkan bahwa tarif yang lebih tinggi akan dikenakan. Tarif resiprokal berdasarkan negara adalah: △Korea 25% △Tiongkok 34% △Uni Eropa (UE) 20% △Vietnam 46% △Taiwan 32% △Jepang 24%
△India 26% dll. Selain itu, △Thailand memiliki 36%, △Swiss memiliki 31%, △Indonesia memiliki 32%, △Malaysia memiliki 24%, △Kamboja memiliki 49%, dan △Inggris memiliki 10%.
△Afrika Selatan 30% dll. akan diterapkan. Tarif terhadap China akan dinaikkan sebesar total 104 poin persentase setelah Presiden Trump menjabat. Karena masalah narkoba
Tarif telah dinaikkan sebanyak 10 poin persentase dua kali, sehingga totalnya menjadi 50 poin persentase, sebagai tambahan terhadap tarif timbal balik sebesar 34 poin persentase, yang merupakan tarif pembalasan Tiongkok. Peterson Economic Research, sebuah lembaga pemikir AS
Menurut laporan tersebut, tarif rata-rata umum di Amerika Serikat sebelum Presiden Trump menjabat adalah 22,1%, tetapi jika ini ditambahkan, tarif terhadap China akan melonjak hingga 126,1%.
Sejak menjabat, Presiden Trump terus memberikan tekanan pada Tiongkok dan menaikkan tarif, tetapi Tiongkok tidak menunjukkan tanda-tanda bersedia bernegosiasi. Pada tanggal 8, Kementerian Perdagangan Tiongkok
Dalam sebuah pernyataan, negara itu mengatakan, "Kami dengan tegas menentang ancaman AS untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 50%," dan menambahkan, "Jika AS meneruskan kenaikan tarif, kami akan merespons dengan tegas untuk melindungi kepentingan nasional kami." Bisnis
Kementerian tersebut menggambarkan kebijakan tarif timbal balik AS sebagai "pelecehan sepihak yang tidak berdasar" dan mengatakan tanggapannya adalah "tindakan yang sah untuk menjaga tatanan perdagangan internasional yang normal. Jika pihak AS bersikeras pada jalannya sendiri,
"China akan menanggapi situasi ini sampai akhir."
2025/04/09 09:24 KST
Copyrights(C) Edaily wowkorea.jp 88