Keduanya tiba di sebuah taman dengan laut di belakang mereka. Kali ini Yuto-kun mengeluarkan bola sepak yang dibawanya dari Jepang dan mengajari Sarang cara bermain sepak bola.
Tiba-tiba terjadi kecelakaan dimana bola yang ditendang Saran-chan jatuh ke laut, dan Yuto-kun menitikkan air mata. Bola tersebut adalah bola besar yang berisi kenangan Yuto-kun selama enam tahun terakhir.
Itu adalah bola yang sulit. Saran-chan pun menitikkan air mata dan merasa sedih saat Yuto-kun menangis. Untungnya, dengan bantuan petugas taman, Hiroto dapat menemukan bolanya dengan aman.
Setelah keributan itu, Saran-chan meminta maaf kepada Yuto-kun sekali lagi, dan Yuto-kun menerimanya, sambil berkata, "Tidak apa-apa."
Dalam wawancara berikutnya, Yuto berkata, ``Meskipun itu bukan kesalahan Saran,
Aku kasihan pada Sa-rang,'' ujarnya mengungkapkan perasaannya saat itu. Malam terakhir di Hong Kong pun tiba, dan anak-anak menikmati pemandangan malam dengan menaiki bianglala.
Di tempat yang sepi hanya kami berdua, kami bertukar kesan tentang perjalanan kami ke Hong Kong.
Yuto-kun menjelaskan perjalanan mereka dengan mengatakan, ``Ini akan menjadi musim panas yang tak terlupakan.''
Selanjutnya, Yuto ragu-ragu dan memulai percakapan dengan mengatakan, ``Saya belajar bahasa Korea.'' Satu kata yang ingin Yuto sampaikan kepada Sarang adalah "imut". Saya mendengar kata-kata yang tidak pernah saya duga
Ran-chan menatap Yuto-kun dengan heran. Bahkan orang dewasa di studio pun terpikat oleh momen dramatis tersebut. Di antara mereka, ayah Sarang, Yoshihiro Akiyama (nama aktivitas Korea, Joo Seo)
Nhoon) berkata, ``Jika aku adalah diriku yang dulu, aku akan menciummu. Ini jelas merupakan waktu yang tepat untuk menciumku,'' membuat semua orang tertawa dengan penampilannya yang paling mendalam.
2024/10/27 18:16 KST
Copyrights(C) Edaily wowkorea.jp 109