Sebab, ada butiran beras yang menempel di sebagian tulang. Menurut program JTBC 'Case Unit Chief' pada tanggal 3, Tuan A (berusia 50-an), yang tinggal di Jeonju, membeli tulang punggung babi dari sebuah restoran yang direkomendasikan oleh putranya pada tanggal 30 bulan lalu.
Saya memesan junk food untuk diantar. Sekitar 1 jam 30 menit kemudian, ketika Pak A menerima makanan tersebut, dia sangat lapar sehingga dia mulai menggerogoti daging di tulangnya bahkan tanpa menyajikan nasi (yang menyertainya).
Namun, mereka menemukan ada butiran beras di dalam tulang. Selain itu, butiran nasi juga ditemukan di dalam sup. Saat ini Pak A belum menaruh nasi di atas meja.
Pak A segera menelepon restoran tersebut dan menanyakan apakah mereka sedang mendaur ulang tulang Haejangguk.
Kemudian, staf kafetaria berkata, ``Dapurnya agak kecil, dan butiran nasinya agak berantakan.''
Sepertinya itu tercampur dengan yang lain.” Pak A mengatakan, ``Apa hubungan ukuran dapur yang kecil dengan fakta bahwa butiran beras tercampur di dalamnya?'' Pada akhirnya, dia mengembalikan sisa makanan dan menerima pengembalian dana.
Pak A berkata, ``Sekali atau dua kali seminggu, saya biasa memesan haejangguk dengan tulang punggung babi dan minum alkohol, tapi sekarang hanya memikirkan haejangguk saja sudah membuat saya merasa mual karena memikirkan butiran nasi.
Saya ingin restoran yang menggunakan kembali makanannya berhenti melakukan hal tersebut."
2024/07/03 21:07 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 83