Itu dimulai. Pada tanggal 2 (waktu setempat), Reuters dan media asing lainnya melaporkan bahwa pada hari yang sama, Amerika Serikat melancarkan serangan balasan di Irak dan Suriah, tempat milisi yang didukung Iran berada. Serangan udara dilakukan di lokasi fasilitas komando dan kendali operasional.
Uji coba tersebut menargetkan lebih dari 85 sasaran di tujuh wilayah, termasuk gudang penyimpanan pesawat, rudal, dan pesawat tak berawak. Serangan balasan militer AS dilakukan segera setelah jenazah tentara AS yang meninggal dipulangkan ke daratan AS pada hari yang sama.
Militer AS mengerahkan banyak pesawat tempur, termasuk pembom strategis B-1 Lancer yang berlokasi di daratan AS, untuk serangan udara, dan menggunakan lebih dari 125 senjata presisi.
Presiden Biden mengeluarkan pernyataan pada hari yang sama yang mengatakan, ``Militer AS akan terus mendukung Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) dan milisi yang berafiliasi dengan IRGC.''
Mereka menyerang fasilitas yang digunakan untuk menyerang pasukan AS.” ``Amerika Serikat tidak menginginkan perang di Timur Tengah atau wilayah lain mana pun di dunia,'' katanya, ``tetapi kami tidak ingin berperang melawan mereka yang berupaya merugikan kami.''
"Saya ingin mereka tahu bahwa jika mereka menyakiti warga Amerika, akan ada pembalasan." Sebelumnya, pada tanggal 27 bulan lalu, sebuah pangkalan militer AS di Yordania diserang oleh pesawat tak berawak, yang mengakibatkan kematian tiga personel militer AS dan
Lebih dari 0 orang terluka. Presiden Biden segera mengumumkan kebijakan pembalasannya.
2024/02/05 09:07 KST
Copyrights(C) Edaily wowkorea.jp 88