Kami berharap hubungan lintas Selat (Tiongkok-Taiwan) akan berkembang secara damai.” Pada tanggal 14, seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Kementerian Luar Negeri) menyatakan, ``Tidak ada perubahan dalam posisi dasar pemerintah kami mengenai Taiwan.''
Saya berharap kami akan memantau dengan cermat hasil pemilu di Teluk dan terus meningkatkan kerja sama substantif dengan Taiwan di berbagai bidang.”
Taiwan memperkenalkan sistem pemilihan langsung pada tahun 1996, dan sejak tahun 2000 Partai Progresif Demokratik dan Kuomintang telah berganti pemerintahan setiap delapan tahun.
Namun kali ini, untuk pertama kalinya, Partai Progresif Demokratik melanggar aturan ``resmi'' tersebut dan berhasil memegang kekuasaan selama tiga tahun berturut-turut, dengan total 12 tahun berturut-turut. Akibatnya, ``konflik antara Amerika Serikat dan Tiongkok seputar Selat Taiwan akan menjadi lebih serius di masa depan.''
Pandangan ini semakin kuat. Mengenai hal ini, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri mengatakan, ``Perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, dan juga merupakan elemen penting bagi perdamaian dan kemakmuran di kawasan.''
“Kami berharap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan tetap terjaga,” ujarnya. Hingga saat ini, pemerintah Korea Selatan mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan berdasarkan posisinya yang "menghormati prinsip 'satu Tiongkok'".
Kami telah menjaga hubungan dekat. Namun, pemerintahan Yun Seo-gyul, yang menekankan solidaritas dengan kubu kebebasan, telah mendengar suara-suara yang menentang “upaya sepihak Tiongkok untuk mengubah status quo dengan kekerasan” di Selat Taiwan.
Isu Taiwan bahkan diangkat sebagai isu konflik antara Tiongkok dan Korea Selatan, karena isu tersebut diangkat lebih jelas dari sebelumnya.
2024/01/15 16:36 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 96