韓国政府、処理水放出後初の「公海放射能調査」に乗り出す
Pemerintah Korea Selatan meluncurkan ”survei radioaktivitas laut lepas” pertama setelah melepaskan air yang telah diolah
Pemerintah Korea Selatan akan memulai "survei radioaktivitas laut" pertamanya di laut lepas Pasifik Utara dekat Jepang setelah pelepasan "air yang diolah secara radioaktif" dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi ke laut. Dia juga berkata, ``Yang saya takuti adalah air
“Tidak akan ada pengurangan konsumsi produk,” katanya. Park Sung Hoon, wakil menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan, membuat pernyataan berikut pada konferensi pers mengenai air olahan yang diadakan di gedung pemerintah di Seoul pada tanggal 27.
Wakil Menteri Park mengatakan, ``Kami telah merencanakan jadwal survei Wilayah Laut A dari tanggal 24 September hingga 11 Oktober, satu bulan setelah pelepasan awal air yang terkontaminasi (air yang diolah secara radioaktif).'' Kapal untuk
Kami akan melakukan pengambilan sampel air di Wilayah Laut A mulai tanggal 1 hingga 4 Oktober.” Lanjutnya, ``Cuaca di Wilayah Laut A dipastikan sangat bervariasi pada awal Oktober, sehingga ada kemungkinan kegiatan survei tidak berjalan lancar.''
“Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelidiki wilayah laut, mengutamakan keselamatan kru.” Area A, tempat survei ini akan dilakukan, berjarak sekitar 500 hingga 1000 kilometer sebelah timur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi.
Ini adalah lokasi terpencil. Menurut simulasi yang dilakukan oleh Institut Sains dan Teknologi Kelautan Korea dan Institut Penelitian Energi Atom Korea, Wilayah Laut A adalah wilayah di mana air yang diolah diperkirakan akan berpindah kira-kira satu bulan setelah dilepaskan.
. Hasil dari empat pengujian yang dilakukan sebelum pelepasan air olahan semuanya menunjukkan bahwa tingkat radioaktivitas jauh lebih rendah dibandingkan standar air minum WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).
Selain itu, sebagai hasil dari analisis tren ritel produk kelautan dan tren di industri restoran makanan laut, kami menemukan bahwa setelah pelepasan air olahan, konsumsi produk laut meningkat hingga mencapai tingkat yang menimbulkan kekhawatiran.
Ternyata tidak ada penyusutan. Mengenai pertimbangan pemerintah Korea Selatan untuk mengubah istilah ``air yang terkontaminasi,'' Wakil Menteri Park mengatakan, ``Hal ini untuk mencegah kerugian yang tidak terduga terhadap nelayan dan pekerja industri perikanan.''
``Saya juga percaya bahwa terminologi tersebut perlu diubah,'' dan ``Namun, sentimen masyarakat tetap ada.''
2023/09/27 15:40 KST
Copyrights(C) Herald wowkorea.jp 96