![]() |
Cabang Gwangju Jeonnam dari asosiasi berbadan hukum Korea Selatan, Asosiasi Warga untuk Mobilisasi Paksa di bawah Kekaisaran Jepang (selanjutnya disebut Asosiasi Warga) dan Asosiasi Pengacara untuk Masyarakat Demokratik Cabang Gwangju Jeonnam mengadakan konferensi pers di Kota Gwangju Dewan, menyatakan, Pendapat tertulis itu meminta agar putusan MA ditunda," ujarnya. Saya berusaha," keluhnya.
Pada tanggal 26 bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengumumkan bahwa divisi sipil ke-2 dan ke-3 dari Mahkamah Agung Korea Selatan, yang saat ini sedang mempertimbangkan perintah likuidasi khusus hak merek dagang dan hak paten Tuan Yang Geum-deok dan Mr. Kim Sung-joo, mantan pekerja paksa Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. memberikan komentar untuk masing-masing. Meskipun isi khusus dari opini tertulis belum dikonfirmasi, Asosiasi Warga mengetahui tentang tujuan dari opini tertulis tersebut berdasarkan wawancara dengan pejabat dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada tanggal 28 bulan lalu.
Saat itu, seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan, "Saya pikir Jepang akan membalas jika aset perusahaan Jepang benar-benar dilikuidasi." sawah. Asosiasi Warga mengatakan, "Pernyataan seperti itu oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan adalah tindakan yang membuang abu ke realisasi hak-hak korban Korps Sukarelawan Buruh dan merupakan tantangan bagi sistem peradilan." adalah,” jelasnya. Ia melanjutkan, “Kementerian Luar Negeri Korsel harus segera mencabut pendapat yang disampaikan dan meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para korban yang telah berjuang sepanjang hidupnya.
Sebelumnya, pada tahun 2018, Mahkamah Agung Korea Selatan memerintahkan penjahat perang Jepang, termasuk Nippon Steel dan Mitsubishi Heavy Industries, untuk memberikan kompensasi kepada mantan pekerja paksa. Namun, perusahaan-perusahaan ini tidak menerapkan aturan tersebut, dan sebaliknya pemerintah Jepang memberlakukan langkah-langkah pengendalian ekspor pada tahun 2019. Pemerintah Jepang telah mengumumkan akan mempertimbangkan tindakan pembalasan yang kuat jika aset Mitsubishi Heavy Industries di Korea Selatan terpaksa dijual karena tidak terpenuhinya kewajiban.
Saat ini, pemerintah Yoon Seo-gyul sedang mengorganisir dan menjalankan dewan publik-swasta untuk mencari solusi masalah kompensasi bagi mantan pekerja paksa untuk memulihkan hubungan dengan Jepang. Namun, para korban dan kelompok pendukung korban tidak berpartisipasi dalam dewan publik-swasta, dengan alasan bahwa "permintaan maaf dan kompensasi perusahaan Jepang harus didahulukan."
2022/08/06 09:25 KST